Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H. Ahsanul Khalik S.Sos MH mengungkapkan, dari data Penyaluran Per Bulan Juni 2020 sebanyak 345.899 KPM dengan jumlah bantuan Rp.84.793.043.000. Jika dilihat realisasinya, dampak Program PKH sangat signifikan. Data Gradeuasi Seahtera Mandiri Kabupaten/Kota di NTB pada tahun 2020 sebanyak 1.301 Keluarga. Data tersebut diambil mulai januari hingga Juni tahun 2020.
“Angka hasil capaian ini sangat membanggakan, karena banyak penerima manfaat percaya untuk mundur secara sukerala karena merasa diri sudah sejahtera,” Ungkapnya pada rilis pers, Sabtu (11/7/2020)
Lanjut Khalik membandingkan capaian dengan tahun ini, dalam kurung waktu enam bulan (januari hingga Juni) hasil pendampingan SDM PKH di lapangan sangat menggembirakan, pasalnya data tersebut belum genap untuk satu tahun dan terkendala Pandemi Corona (Covid19). Pada tahun 2019 dengan data genap satu tahun sebanyak 1.082 warga. Jadi, untuk enam bulan selanjutnya (Juli hingga Desember 2020) pada masa new normal, pendamping akan bekerja maksimal untuk menumbuhkan semangat penerima bansos non tunai tersebut bisa sejahtera mandiri. Sebab, berdasarkan data yang sejahtera, rata-rata di-dominasi KPM yang memiliki usaha kecil (mikro), seperti usaha bakulan dan kios kecil di tengah lingkungan masyarakat. Melalui pendampingan Program PKH pada pertemuan Peningkatan Kemampuan Kelompok (P2K2) oleh pendamping di setiap waktu, sederet pengetahuan diberikan, seperti materi dalam modul Pengasuhan anak dan Pendidikan, Modul Kesehatan, Modul usaha eonomi serta Modul Pelayanan Kesejahteraan Sosial (Kesos), pelayanan Lansia dan Disabilitas Berat. Deangan pengetahhuan yang diperoleh , percaya diri warga untuk perubahan perilaku dan cara berfikir serta pengembangan usaha, membuahkan hasil.
“Penerima yang sudah lebih awal memiliki usaha, diberikan motivasi dan edukasi pengembangan usaha, melalui modul Ekonomi. Ini cara jitu Pendampingan Program Kemensos tersebut” Tuturnya.
Mantan Plt Bupati Lombok Timur ini menerangkan, Program PKH Kemensos ini sejalan dengan Visi Misi Pemerintah Provinsi NTB. Salah satunya target menciptakan masyarakat sejahtera mandiri. Oleh sebab itu, Pendamping PKH tugasnya tidak sekedar memastikan bantuan cair, tapi harus punya rencana kerja yang jelas dan terukur. Sehingga Graduasi Mandiri yang terjadi bukan alami, akan atetapi harus by design. Pendamping harus bisa menggali potensi yang dimiliki KPM dampingannya sehingga mempunyai target waktu untuk bisa meningkatkan taraf hidup KPM-nya dan mengraduasi mandiri KPM tersebut. Capaian hari ini sangat memotivasi kita semua selalu sinergis dalam setiap tindakan, dengan melibatkan semua pihak.
Menurut Dia, capaian sejahtera mandiri tidak cukup dengan adovaksi dan edukasi semata. Program di Provinsi dan daerah-pun harus dapat mengintervensi Penerima PKH. Sebab, bantuan PKH adalah bantuan untuk menjamin kebutuhan dasar, kurang cukup untuk penguatan modal usaha. penerima manfaat harus diintervensi dengan bantuan komplementer lainnya. Agar mereka bisa semangat dalam dunia usaha mikro yang dimiliki-nya (KPM,red). Apalagi di masa kekinian, hampir semua warga membutuhkan bantuan sosial.
Untuk Pendampingan generasi sehat dan cerdas-pun, Kata Khalik sapaan Akrab Pria yang pernah menjabat Kepala BPBD Provinsi NTB ini, Pendampingan anak KPM PKH untuk mendekatkan diri pada pelayanan Posyandu sudah dari dulu, sebagaimana komitmen Program PKH dalam meningkatkan deraat kesehatan keluarga Pra Sejahtera. Pendampingan untuk mendapatkan Pelayanan Posyandu keluarga merupakan rutinitas Pendamping PKH untuk mweujudkan generasi sehat. Begitu juga layanan Kesehatan Lansia dan Disabilitas berat.
Sedangkan untuk generasi cerdas, Intervensi Program PKH pada komponen anak usia sekolah dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Komitmen meningkatkan derajat pendidikan sudah menjadi ketentuan dalam pelaksanaannya. Selain itu, saat ini Pendamping Sosial sedang berupaya mengedkasi dan sosialisasi agar anak KPM yang berpotensi kuliah dapat mengakses Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Langkah mewujudkan generasi cerdas, generasi gemilang dan generas harapan keluarga.
Mengapa anak PKH diedukasi untuk Mengakses KIP Kuliah, Khalik menyebutkan sebagai salah tanggung jawab pendampingan berkelanjutan bagi keluarag PKH. Karena bansos PKH hanya mengintervesi sampai pada jenjang SM/SMK Sederajat tidaK sampai pada pembiayaan Perguruan Tinggi. Maka kelanjutan pendidikan anak harus menjadi prioritas dengan membangun Disign yang konstruktif. Pelaksana PKH saat ini sedang berproses menyemangati “gerakan ayo kuliah” untuk anak anak KPM PKH. Dibalik keterbatasan kemampuan secara ekonomi, langkah prospektif dan konstruktif digulirkan agar mata rantai kemiskinan antar generasi dapat diretas sedini mungkin.
“Gerakan Ayo Kuliah, cetak generasi cerdas, generasi gemilang dan generasi harapan adalah metode untuk menciptkan semangat anak PKH melenjutkan pendidikan tinggi, dengan mengakses program Pemerintah KIP Kuliah/Bidik misi,” Pungkas Khalik.